Text
[Kerjasama] Baju Baru Untuk Puisi dan Hal-hal Yang Belum Kita Mengerti
Salah satu penyair besar Indonesia, Joko Pinurbo, mengaku membutuhkan paling tidak 13 kali revisi dalam setiap puisinya. Bahkan dalam sebuah kesempatan, ia mengaku ada beberapa puisi yang membutuhkan bertahun-tahun proses perenungan, penulisan, dan penyuntingan ulang. Penyair besar Indonesia lainnya, Sapardi Djoko Damono, dalam suatu kesempatan juga mengaku bahwa salah satu sajaknya yang mengangkat tentang Marsinah, ia selesaikan dalam kurun waktu tiga tahun.
Penyelenggara lomba cipta puisi ini perlu diapresiasi karena telah merancang penyelenggaraan ini dengan sebaik-baiknya.Penyelenggara lomba ini membatasi pesertanya untuk menulis puisi dalam jumlah maksimal 36 kata. Ketentuan ini diciptakan bukan untuk membatasi kreativitas Penulis, melainkan dengan tujuan untuk "memaksa" mereka melewati suatu perenungan dalam menyusun bangunan puisinya. Para Penulis diharapkan mampu membangun puisi yang utuh dengan kompleksitas atau kerumitan yang pas, tidak bertele- tele, dan tentu setiap pilihan katanya akan melewati sebuah perenungan. Banyak peserta, mungkin, telah merevisi bangunan puisinya berkali-kali karena melebihi ketentuan jumlah kata yang ada. Dengan itu, kebanyakan peserta-sebagian besar penyair-penyair muda-akarı merasakan pengalaman merevisi puisinya berkali-kali, sebagaimana yang juga pernah dihadapi penyair-penyair besar Indonesia Dengan ini, diharapkan seluruh peserta bisa menggunakan pengalaman itu untuk proses kreatif mereka ke depannya.
Maka, menurut hernat saya, hal ini menunjukkan bahwa yang diharapkan oleh penyelenggara bukan hanya soal kuantitas peserta, tetapi juga mementingkan kualitas dari puisi-puisi mereka.
Tidak tersedia versi lain