Text
[Kerjasama] Surat Untuk Saijah
Kisah ini diinspirasi oleh Surat Kepada Saijah yang pernah ditulis oleh Romo Darmojuwono pada tahun 1964 dan dimuat di Majalah Praba. Saijah menerima surat itu pada tahun terakhir pendidikannya di Akademi Keahlian Wanita. Keadaan ekonomi sedikit lebih baik daripada sebelumnya, seperti diceritakan oleh surat itu. Saijah sendiri waktu kecil pernah bertemu dengar. Romo Darmo. Yakni waktu ibunya mengajak Saijah kecil untuk datang ke Paroki Ganjuran dan meminta pertolongan pada Romo Darmo. Romo Darmo waktu itu memberi sekarung kecil beras dan sayuran. Sementara itu, Romo Darmo terus sibuk dengan aktivitasnya. Pada tahun 1966, Romo Darmo menerima keluarga Parjo yang menjadi korban peristiwa G 30 S. Beliau yang waktu itu memang memiliki keprihatinan dan perhatian terhadap para korban, dengan hati terbuka, menerima keluarga Parjo. Parjo sendiri waktu remaja pernah bertemu dengan Saijah. Kelak, keduanya akan bertemu lagi dalam aktivitas sosial yang diprakarsai oleh Mgr. Darmojuwono terutama Yayasan Sosial Soegijapranata dan Program Sosial Kardinal. Dikisahkan dalam kegiatan itu, akhirnya Parjo yang sempat diburu karena dicurigai terlibat G 30 S akhirnya hilang. Apalagi Program Sosial Kardinal dalam sejarahnya adalah aktivitas sosial yang benar tetapi tidak resmi. Pemerintah waktu itu (dalam hal ini Pangdam VII Diponegoro) tidak memberi izin dengan alasan situasi belum memungkinkan.
Tidak tersedia versi lain